Rabu, 19 Desember 2018

makalah wacana


BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Istilah wacana berasal dari kata sansekerta yang bermakna ucapan atau tuturan. Kata wacana adalah salah satu kata yang banyak disebut seperti halnya demokrasi, hak asasi manusia, dan lingkungan hidup. Seperti halnya banyak kata yang digunakan, kadang-kadang pemakai bahasa tidak mengetahui secara jelas apa pengertian dari kata yang digunakan tersebut. Ada yang mengartikan wacana sebagai unit bahasa yang lebih besar dari kalimat. Ada juga yang mengartikan sebagai pembicaraan. Kata wacana juga banyak dipakai oleh banyak kalangan mulai dari studi bahasa, psikologi, sosiologi, politik, komunikasi, sastra dan sebagainya. Pembahasan wacana berkaitan erat dengan pembahasan keterampilan berbahasa terutama keterampilan berbahasa yang bersifat produktif, yaitu berbicara dan menulis. Baik wacana maupun keterampilan berbahasa, sama-sama menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi.
Wacana berkaitan dengan unsur intralinguistik (internal bahasa) dan unsur ekstralinguistik yang berkaitan dengan proses komunikasi seperti interaksi sosial (konversasi dan pertukaran) dan pengembangan tema (monolog dan paragraf). Realitas wacana dalam hal ini adalah eksistensi wacana yang berupa verbal dan nonverbal. Rangkaian kebahasaan verbal atau language exist (kehadiran kebahasaan) dengan kelengkapan struktur bahasa, mengacu pada struktur apa adanya; nonverbal atau language likes mengacu pada wacana sebagai rangkaian nonbahasa (rangkaian isyarat atau tanda-tanda yang bermakna).
Wujud wacana sebagai media komunikasi berupa rangkaian ujaran lisan dan tulis. Sebagai media komunikasi wacana lisan, wujudnya dapat berupa sebuah percakapan atau dialog lengkap dan penggalan percakapan. Wacana dengan media komunikasi tulis dapat berwujud sebuah teks, sebuah alinea, dan sebuah wacana.
Berdasarkan uraian di atas, betapa pentingnya apa itu wacana dan memahaminya supaya tidak terjadinya kesalah pahaman dalam pengertian wacana, maka dari itu kami menbahas topik wacana.
B.Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan wacana ?
2. Jelaskan macam-macam wacana !
3. Bagaimana ciri-ciri wacana !
C.Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian wacana
2. Untuk mengetahui macam-macam wacana
3. Untuk mengetahui ciri-ciri wacana
D.Manfaat Penulisan
Kita dapat mengerti lebih dalam mengenai wacana, macam-macam wacana, serta ciri-ciri wacana lebih dalam lagi dan agar kita dapat bersama-sama meningkatkan ilmu mengenai wacana.







BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian wacana
Wacana berasal dari bahasa Inggris “discourse”,yang artinya antara lain ”Kemampuan untuk maju menurut urutan-urutan yang teratur dan semestinya.” Pengertian lain, yaitu ”Komunikasi buah pikiran, baik lisan maupun tulisan, yang resmi dan teratur.” Jadi, wacana dapat diartikan adalah sebuah tulisan yang teratur menurut urut-urutan yang semestinya atau logis.
Wacana adalah satuan bahasa yang lengkap, sehingga dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi dan terbesar. Sebagai satuan bahasa yang lengkap, maka dalam wacana itu berarti terdapat konsep, gagasan, pikiran, atau ide yang utuh, yang bisa dipahami oleh pembaca (dalam wacana tulis) atau pendengar (dalam wacana lisan) tanpa keraguan apapun. Sebagai satuan gramatikal tertinggi atau terbesar, wacana dibentuk dari kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan gramatikal, dan persyaratan kewacanaan lainnya. Persyaratan gramatikal dapat dipenuhi kalau dalam wacana itu sudah terbina kekohesifan, yaitu adanya keserasian hubungan antara unsur-unsur yang ada dalam wacana sehingga isi wacana apik dan benar.
Istilah wacana mempunyai acuan yang lebih luas dari sekedar bacaan. Wacana merupakan satuan bahasa yang paling besar di gunakan dalam komunikasi. Satuan bahasa di bawahnya secara berturut-turut adalah kalimat, frase, kata dan bunyi. Secara berurutan, rangkaian bunyi merupakan bentuk kata. Rangkaian kata membentuk frase dan rangkaian frase membentuk kalimat. Akhirnya, rangkaian kalimat membentuk wacana.



Berikut ini adalah pengertian wacana menurut beberapa ahli          
1) Hawthorn (1992) mengemukakan pengertian wacana merupakan komunikasi yang terlihat sebagai sebuah pertukaran diantara pembicara dan pendengar, sebagai sebuah aktivitas personal dimana bentuknya ditentukan oleh tujuan sosialnya.
2) Roger Fowler (1997) mengemukakan bahwa wacana adalah komunikasi lisan dan tulisan yang di lihat dari titik pandang kepercayaan,dan nilai.
3) Alwi dkk (2003) wacana adalah rentetan kalimat yang menghubungkan proposisi satu dengan yang lain dan membentuk satu kesatuan.
B.Macam-macam wacana
Wacana juga memiliki berbagai macam ataupun jenis karakteristik diantaranya yaitu wacana berdasarkan alat komunikasi, berdasarkan fungsi dan bentuknya, dan jenis pemakaiannya.
1.Wacana Berdasarkan Alat Komunikasi
Wacana berdasarkan alat komunikasi terbagi menjadi dua yaitu:
a.Lisan
Wacana lisan merupakan sebuah wacana atau ungkapan yang di ucapkan/dituangkan secara lisan (langsung) bisa dalam bentuk perbincangan, pidato, dan lain sebagainya.
b.Tulisan
Kebalikan dari wacana lisan, wacana tulisan adalah suatu wacana atau ungkapan yang di kemukakan dengan cara tulisan (tidak langsung) misalnya dalam bentuk konteks/teks.



2.Wacana Berdasarkan Jenis Pemakaian
a.Monolog
Wacana monolog merupakan suatu jenis wacana yang dilakukan sendiri (individual) dan tidak ada balikan atau tanggapan dari orang lain, maka pembicara juga tidak dapat berperan sebagai pendengar.
b.Dialog
Apabila terjadi percakapan sebanyak dua orang dan terjadi pergantian peran adanya seorang pembicara sebagai pendengar dan sebaliknya seorang pendengar menjadi pembicara maka wacana tersebut merupakan wacana dialog.
c.Polilog
Jika komunikasi terjadi lebih dari dua orang dan terjadi pergantian peran dari masing-masing pembicara dan pendengar, maka wacana disebut sebagai polilog.
3.Wacana Berdasarkan Fungsi dan Bentuknya
a.Wacana Narasi
Narasi merupakan karangan yang berisi peristiwa atau kejadian sehingga pembaca seolah-olah mengalami kejadian ataupun peristiwa tersebut. Karangan narasi biasa di dapati pada biografi tokoh karena pada umumnya biografi berbentuk narasi.
Secara sederhana, paragrap narasi diartikan sebagai wacana yang berupa cerita yang memiliki unsur urutan peristiwa, latar, dan tokoh.
Selain daripada itu, juka ditinjau dari perkembangannya wacana narasi terbagi atas dua yaitu:
1)      Narasi fiksi (Sugestif)
Menceritakan peristiwa imajinatif (khayalan) seperti novel dan cerpen.


2)      Narasi nonfiksi (kspositori)
Merupakan narasi yang menceritakan kejadian-kejadian yang factual atau sesuatu yang benar-benar ada dan terjadi seperti biografi atau laporan perjalanan.
b.Wacana Deskripsi
Wacana deskripsi merupakan sebuah wacana yang menggambarkan suatu hal atau kejadian dengan kata-kata secara jelas dan terperinci. Biasanya wacana deskripsi menceritakan tentang watak seseorang, keindahan alam, keadaan fisik seseorang, atau bisa juga menceritakan perasaan seseorang.
Contoh:
Sabtu malam. Aku duduk sambil menyalakan TV. Hening, sepi sudah menjadi makanan sehari-hari untukku, komedi yang biasa menghiburku tak terasa seperti biasanya. Aku mengganti chanel TV, ku lihat sebuah film, sesuai dengan keadaanku saat itu, hening, sepi, haru bercampur menjadi satu sampai tak bisa terdefenisi. Ayah mengapa aku berbeda, berceritakan seorang anak tunarungu yang punya seorang ayah hebat di balik orang-orang yang mem-bully nya. Ayah itu yang selalu melindungi baik fisik maupun batin. Sekilas aku berfikir "beruntung sekali anak itu, di anugrahkan seorang ayah yang hebat". Tapi di balik keberuntungan itu, tercipta suatu yang tak adil menurutnya yaitu ia kehilangan ibu tercintanya saat masih kecil dan dia harus melewati hari-hari dengan kekurangan yang tak semua orang bisa terima, sama seperti kekuranganku yang tak semua orang bisa terima. Lalu aku bangun untuk mengambil secangkir susu hangat. Ku tonton kembali film itu sambil pikiranku melayang-layang memikirkan apa yg terjadi dengan dunia ini? 
Aku memojokkan diriku sendiri dengan pertanyaan-pertanyaan aneh yang tak bisa kujawab. Kenapa di dunia ini harus ada kekurangan? Kenapa hampir keseluruhan dari dunia ini tak mau menerima kekurangan? Aku
berfikir keras untuk menjawab pertanyaanku sendiri “aku mengeluh”. Tuhan, aku lelah berfikir apa yg terjadi. Aku lelah menahan sakitnya kekurangan yang ada di dalam diriku, aku lelah untuk menangis dan bingung untuk memikirkan kenapa? Kenapa? Dan kenapa?. 
Tiba-tiba aku tersentak, pikiranku terbayang tentang sekilas jawaban dari pertanyaanku,tapi apa? Ku paksa fikiranku untuk bisa menjawab. Hatiku berbicara "Tuhan sengaja menciptakan kekurangan dalam diri seseorang". Aku tertegun, melongok seperti orang bingung. Jawaban apa itu? Siapa yang menjawabnya? Kenapa kalimat itu berasal dari dalam hatiku sendiri? Apakah ini yang dinamakan suara hati, atau malaikat? Hatiku berbicara lagi"Tuhan maha tau. Ia tau apapun yang dilakukannya.Tuhan ingin tau siapa yang sabar dan selalu bersyukur terhadapnya, itulah penyebab kekurangan di dalam diri seseorang tak akan 
pernah terlepas ataupun lenyap”.Hatiku berbicara kembali "bukan dunia yang tak menerima kekurangan, tapi manusia.Bukan karna modernisasi yang buat orang-orang tak mau menerima kekurangan, tapi karna hati.Tuhan ingin tau siapa yg ikhlas menerima kekurangan dan hati mana yang ikhlas menerima kekurangan orang lain. Mencintai Tuhan-NYA dengan cara bersyukur dan menerima kekurangan sendiri atau orang lain". Aku tersenyum lega mendapat jawaban itu. “Tuhan Hebat” fikirku.
Hatiku berbicara sekali lagi"ada kekurangan yang di ciptakan diri sendiri karna setan, tapi Tuhan tetap menilai cinta kepadaNYA bagi orang-orang yang ikhlas". Aku tersadar dari lamunanku, ternyata filmnya sudah selesai dan malam semakin larut. Aku mematikan TV dan merebahkan badanku di kasur.
Aku berbicara dalam hati "terima kasih Tuhan, aku ikhlas dengan kekuranganku agar aku tau siapa yang mencintaiku karnaMU" aku menutup mataku hingga tertidur.
c.Wacana Eksposisi
Wacana yang menerangkan atau memaparkan suatu hal atau objek disebut sebagai wacana eksposisi, dan diharapkan para pembaca dapat memahaminya dengan jelas. Biasanya wacana eksposisi sering menggunakan kutipan dari para ahli guna untuk membuat si pembaca mempercayai wacana tersebut.
Contoh:
Sementara itu, Sri Hindaryati Dahana mengungkapkan, anggaran pendidikan yang disiapkan Pemprov NAD dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2002 tergolong besar, yaitu sebesar Rp.705,7 miliar atau sekitar 44,9 persen dari total APBD NAD yang mencapai Rp.1,57 triliun. Di pihak lain, ia menyoroti kecilnya anggaran yang disiapkan Pemprov NAD untuk masalah ketenagakerjaan yang hanya 0,1 persen atau sebesar Rp.2,1 miliar.
d.Wacana Argumentasi
Kata argumen berarti atau bermakna “alasan” sedangkan argumentasi “pemberian alasan yang kuat dan meyakinkan”. Dengan demikian, wacana argumentasi merupakan wacana yang mengungkapkan alasan, contoh, dan bukti yang kuat, yang bertujuan untuk meyakinkan orang lain (para pembaca) agar mereka membenarkan pendapat, sikap dan perkataan kita.
Sebagai contoh kecil misalnya Anda ingin meyakinkan teman atau oranglain bahwa Perguruan Tinggi yang Anda tempuh merupakan perguruan tinggi yang baik, maka Anda dapat menulis pernyatan tersebut kedalam bentuk wacana argumentasi.
Untuk lebih jelasnya lagi, bacalah contoh wacana argumentasi di bawah ini!
Membudayakan kegemaran membaca bukanlah hal yang mudah. Banyak tantangan yang melatari pembudyaan kegemaran membaca. Pertama kurangnya pemahaman masyarakat sendiri terhadap pentingnya buku. Buku masih dianggap kebutuhan nomor sekian. Kenyataan ini terlihat ketika kebutuhan pokok sudah terpenuhi, orang jarang menyisihkan uangnya untuk membeli buku. Sulit sekali menjadikan sebuah buku sebagai kebutuhan utama. Akan tetapi, unuk mendengarkan sebuah kaset dan menonton film, banyak orang yang tak sungkan mengeluarkan uang.

C.Ciri-ciri wacana
Syamsuddin (1992:5) menjelaskan ciri dan sifat sebuah wacana sebagai berikut.
1.Wacana dapat berupa rangkaian kalimat ujar secara lisan dan tulis atau rangkaian tindak tutur
2.Wacana mengungkap suatu hal (subjek)
3. Penyajian teratur, sistematis, koheren, lengkap dengan semua situasi pendukungnya
4.Memiliki satu kesatuan misi dalam rangkaian itu
5.Dibentuk oleh unsur segmental dan nonsegmental
Secara umum ciri-ciri wacana adalah sebagai berikut:
1.Satuan gramatikal
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) gramatikal adalah tatabahasa. Jadi Satuan Gramatikal adalah keutuhan atau kesatuan tatabahasa.
2.  Satuan terbesar, tertinggi, atau terlengkap
3.  Untaian kalimat-kalimat
4.  Memiliki hubungan proposisi
5.  Memiliki hubungan kontinuitas, berkesinambungan
6.  Memiliki hubungan koherensi
7.  Memiliki hubungan kohesi
8.  Rekaman kebahasaan utuh dari peristiwa komunikasi
9.  Bisa transaksional juga interaksional
10.  Medium bisa lisan maupun tulis
11.  Sesuai dengan konteks
Selain ciri-ciri diatas, berikut juga merupakan ciri-ciri yang kami rangkum dari jenis-jenis wacana sebagai berikut:


1. Ciri wacana lisan dan tulisan
a.    Lisan
1)      Adanya penutur dan mitra tutur
2)      Bahasa yang dituturkan
3)      Adanya giliran bicara (dialog, pialog)
b.    Tulisan
1)      Adanya penulis dan pembaca
2)      Bahasa yang dituliskan
3)      Penerapan system ejaan
2.Ciri wacana monolog, dialog, dan polilog
a.Monolog
1)      Hanya dilakukan oleh satu orang
2)      Memiliki peran tunggal
3)      Tidak memiliki peran balik
b.Dialog
1)      Dilakukan oleh dua orang
2)      Memiliki peran ganda
3)      Dapat bertukaran tempat sebagai pembicara atau pendengar
c. Polilog
1)      Dilakukan oleh lebih dari dua orang
2)      Terjadi pergantian peran
3.Ciri wacana narasi, deskripsi, eksposisi, dan argumentasi
a. Narasi
1)      Bersifat fakta ataupun fiktif
2)      Mengisahkan peristiwa secara berurutan
3)      Adanya sudut pandang pengarang
b.Deskripsi
1)      Memiliki objek
2)      Kalimat langsung pada sasaran
3)      Kata-kata yang digunakan harus denotasi (sebenarnya)
4)      Runtut dan sistematis
c. Eksposisi
1)      Adanya kutipan para ahli
2)      Menjabarkan defenisi
3)      Menjabarkan metode melaksanakan suatu kegiatan
d. Argumentasi
1)      Memerlukan fakta
2)      Menggali sumber ide dari pengamatan
3)      Penelitian dan pengalaman











BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Wacana merupakan rentetan kalimat yang saling berkaitan dan menghubungkan proposisi yang satu dengan proposisi lainnya di dalam kesatuan makna (semantis) antarbagian di dalam suatu bangun bahasa dengan memiliki ciri-ciri satuan gramatikal, satuan terbesar, tertinggi, atau terlengkap,untaian kalimat-kalimat,memiliki hubungan proposisi, memiliki hubungan kontinuitas, berkesinambungan, memiliki hubungan koherensi, memiliki hubungan kohesi, rekaman kebahasaan utuh dari peristiwa komunikasi, bisa transaksional juga interaksional, medium bisa lisan maupun tulis, dan sesuai dengan konteks. Selain itu, wacana juga terbagi dalam beberapa macam yaitu wacana dalam bentuk komunikasi, jenis pemakaiiannya, dan wacana berdasarkan fungsi dan bentuknya. Macam tersebut di bagi lagi menjadi wacana lisan dan tulisan, wacana monolog, dialog, dan polilog, dan yang terakhir wacana narasi, deskripsi, eksposisi, dan argumentasi.
B.Saran
Mahasiswa di tuntut untuk lebih dalam mempelajari pelajaran Bahasa Indonesia. Karena dengan itu dapat menambah wawasan kita. Misalnya dalam pembuatan suatu wacana, kita tidak keliru lagi. Lebih memahami unsur-unsur yang menyangkut tentang wacana.





DAFTAR PUSTAKA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar