PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Biaya
Produksi merupakan Faktor penting yang harus diperhatikan ketika suatu
perusahaan akan menghasilkan suatu produksi. Hal ini dikarenakan setiap
perusahaan tentu menginginkan keuntungan yang besar dalam setiap usaha
produksinya. Oleh karena itu, diperlukannya suatu pemahaman tentang teori-teori
biaya produksi agar suatu perusahaan dapat memperhitungkan biaya-biaya yang
akan dikeluarkan untuk menghasilkan suatu output barang.
Ongkos
atau biaya sumber daya produksi bagi sebuah perusahaan adalah sama dengan nilai
sumber-sumber produksi tersebut di dalam penggunaan alternatifnya yang terbaik.
Pembahasan
tentang pengendalian biaya produksi inilah yang kemudian diangkat sebagai tema
untuk melihat sejauh mana sebuah perusahaan dalam memproduksi kebutuhan
konsumen-konsumennya. Untuk itu, dalam makalah ini akan dibahas tentang pengertian
biaya produksi, jenis-jenis biaya produksi dan pengendalian biaya produksi.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
Pengertian Biaya Produksi?
2. Bagaimana
Jenis-jenis Biaya Produksi?
3. Bagaimana
Pengendalian Biaya Produksi?
C. Tujuan
Penulisan
1. Untuk
mengetahui pengertian biaya produksi.
2. Untuk
mengetahui jenis-jenis biaya produksi.
3. Untuk
mengetahui pengendalian biaya produksi.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Biaya
Produksi
Menurut Sutrisno (2001:3) biaya
produksi adalah harga yang dibayarkan untuk mengubah bahan mentah jadi barang
siap pakai. Biaya ini dibayarkan oleh divisi operasional, yang terdiri dari
harga bahan mentah, gaji tenaga kerja langsung dan biaya overhead perusahaan.
Menurut Soemarso (2005:234) mengartikan cost sebagai beban yang terjadi karena
suatu pengeluaran sudah tidak memberikan manfaat ekonomis untuk kegiatan masa
berikutnya.
Berdasarkan pendapat tersebut, pada
dasarnya biaya adalah suatu pengorbanan sumber ekonomis untuk mendapatkan
barang atau jasa yang dapat diukur dengan satuan uang.[1]
Berikut ini beberapa definisi biaya produksi dari
berbagai sumber:[2]
1. Biaya
produksi yakni biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan produksi dari suatu
produk dan akan dipertemukan (dimatchkan) dengan penghasilan (revenue) di
periode mana produk itu di jual (Abdul Halim, 1988:5).
2. Biaya
produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi
produk jadi yang siap untuk dijual (Mulyadi, 1995:14).
3. Biaya
produksi merupakan biaya-biaya yang berhubungan dengan produksi suatu item,
yaitu jumlah dari bahan langsung, upah langsung dan biaya overhead pabrik (Amin
Widjaya Tunggal, 1993:1)
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan
bahwa biaya produksi adalah biaya-biaya yang digunakan dalam proses produksi
meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang jumlahnya lebih besar
dibandingkan dengan jenis biaya lain.
B. Jenis-jenis
Biaya Produksi[3]
Biaya produksi membentuk harga pokok
produksi yang digunakan untuk menghitung harga pokok produk jadi dan harga
pokok produk pada akhir periode akuntansi masih dalam proses. Biaya produksi
digolongkan dalam tiga jenis yang juga merupakan elemen-elemen utama dari biaya
produksi, meliputi :
1. Biaya
bahan baku (direct material Cost)
Merupakan bahan secara langsung digunakan dalam
produksi untuk mewujudkan suatu macam produk jadi yang siap untuk dipasarkan.
2. Biaya
tenaga kerja langsung (direct labour cost)
Merupakan biaya-biaya bagi para tenaga kerja langsung
ditempatkan dan didayagunakan dalam menangani kegiatan-kegiatan proses produk
jadi secara langsung diterjunkan dalam kegiatan produksi menangani segala
peralatan produksi dan usaha itu dapat terwujud.
3. Biaya
overhead pabrik (factory overhead cost)
Umumnya didefinisikan sebagai bahan tidak langsung,
tenaga kerja tidak langsung dan biaya pabrik lainnya yang tidak secara mudah
didefinisikan atau dibebankan pada suatu pekerjaan.
Elemen-elemen dari biaya O verhead Pabrik yaitu:
a. Biaya
bahan penolong
b. Biaya
tenaga kerja tidak langsung
c. Biaya
depresiasi dan amortisasi aktiva tetap
d. Biaya
reparasi dan pemeliharaan mesin
e. Biaya
listrik dan air pabrik
f.
Biaya asuransi pabrik.
Pengumpulan harga produksi sangat
ditentukan berdasarkan proses produksinya. Proses produksi dibagi menjadi 2
macam:
1. Produksi
atas dasar pesanan
Perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan
melaksanakan pengolahan produknya atas dasar pesanan yang diterima dari pihak
luar. Perusahaan ini mengumpulkan biaya produksi dengan menggunakan harga pokok
pesanan (Job order cost methode)
2. Produksi
masa
Perusahaan
yang berproduksi berdasarkan produksi massa melaksanakan pengolahan produknya
untuk memenuhi persediaan di gudang yang umumnya produknya berupa standar.
Perusahaan ini mengumpulkan biaya
produksinya dengan menggunakan metode harga pokok proses (Process cost
methode). Dalam metode, biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk periode tertentu
dan harga pokok produk persatuan produk yang dihasilkan dalam periode tersebut,
dihitung dengan cara membagi total biaya produksi dengan jumlah satuan produk
yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan.
C. Pengendalian
Biaya Produksi: Bahan & Upah langsung[4]
Pengendalian biaya produksi adalah merupakan suatu
tanggung jawab penting untuk dapat menghasilkan produk bermutu secara ekonomi
sesuai dengan yang dijadwalkan, yang mengakibatkanpemuasan kebutuhan pelanggan
dan yang menghasilkan pengambilan yang sesuai bagi para pemegang saham
perusahaan. Controller harus mengembangkan suatu sistem penghitungan biaya yang
akan mengendalikan sumber daya dan menyediakan informasi akuntansi yang cukup
untuk pengambilan keputusan yang berhubungan dengan banyak masalah produksi
yang terlibat. Tujuan dasar dari penetapan suatu sistem biaya, yaitu:
1. Untuk
pengendalian biaya.
2. Untuk
perencanaan dan pengukuran prestasi pelaksanaan (performance).
3. Untuk
penetapan harga.
4. Untuk
penilaian persediaan.
Tanggung jawab controller adalah untuk menjamin, bahwa
telah ditetapkan sistembiaya produksi untuk melayani keinginan dan kebutuhan
para eksekutif produksi.Controller juga merupakan pengumpul fakta biaya, dan
adl menjadi tanggungjawabnyautk melihat bahwa kepada manajer produksi telah
tersedia informasi biaya yg cukuppada waktu yang tepat utk melaksanakan
pengendalian & perencanaan yg wajar.
Tujuan ditetapkannya akuntansi untuk biaya produksi:
1. Untuk
mengendalikan biaya.
2. Untuk
perencanaan dan pengukuran prestasi pelaksanaan (performance).
3. Untuk
penetapan harga.
4. Untuk
penilaian persediaan.
Bahan langsung (direct material) adl: bahan-bahan yang
dapat dibebankansecara pasti atau secara spesifik pada suatu produk, proses
atau job tertentu,dan yang menjadi suatu bagian komponen dari barang jadi.
Pengendalian Bahan, berarti:Penyediaan bahan dengan
kuantitas dan kualitas yang disyaratkan dan pada waktu dan tempat yang
diperlukan dalam proses produksi. Hal ini mengandung arti:
1. Bahan
yang diperoleh tidak boleh berlebihan jumlahnya.
2. Jumlah
yang diperoleh harus dapat dipertanggungjawabkan.
3. Jumlah
yang dipergunakan harus sesuai dengan yang dimaksudkan.
Jadi pengendalian
meliputi:
1. Rencana
dan spesifikasi
2. Pembelian,
penerimaan, pemeliharaan,
3. Penggunaan
dan bahan sisa serta pemborosan.
Keuntungan atau manfaat dari pengendalian bahan:
1. Mengurangi
penggunaan yg tidak efisien/pemborosan.
2. Mengurangi/mencegah
penundaan produksi karena kekurangan bahan.
3. Mengurangi
resiko kecurian dan kecurangan.
4. Mengurangi
investasi dalam persediaan.
5. Mengurangi
investasi yang diperlukan dalam fasilitas pergudangan.
6. Menyediakan
laporan keuangan intern yang lebih cermat.
7. Membantu
departemen pembelian melalui program dan rencana pembelian yangdikoordinasikan
dengan lebih baik.
Controller dalam pengendalian bahan, meliputi:
1. Pembelian
dan Penerimaan:
a. Penetapan
dan pemeliharaan pengecekan intern untuk memastikan bhwbahan yang dibayar telah
diterima dan dipakai sesuai dengan tujuan.
b. Audit
prosedur pembelian untuk meyakinkan bhw telah diterimapenawaran, bilamana hal
ini dapat diterapkan
c. Studi
perbandingan mengenai harga yang dibayar untuk barang denganharga dalam jenis
industri yang bersangkutan atau dengan indeks-indeks.
d. Pengukuran
tendensi harga bahan baku.
e. Penetapan
varians harga atas pembelian sekarang, melalui perbandingan biaya yang sebenarnya dengan standard.
2. Pemakaian:
a. Perbandingan
kuantitas yang sebenarnya dipergunakan dalam produksi dengan standard.
b. Penyiapan
formula biaya standard (untuk menekan unsur-unsur biaya utamadan sebagai suatu
bagian dari program pengurangan biaya).
c. Penyiapan laporan tentang bahan sisa,
pemborosan, dan sebagainya sebagaimana dibandingkan dengan standard.
d. Kalkulasi
harga pokok untuk membuat sendiri bila dibandingkan denganharga perolehan
melalui pembelian.
Penetapan Standard kuantitas bahan:
Controller berkepentingan dalam metode penetapan
standard kuantitatif ini, melalui:
1) Membantu
memberikan informasi mengenai pengalaman yang lalu, dan
2) Bertindak
sebagai seorang pengecek dalam melihat, bahwa disatu pihak standard tsb tidak terlalu
longgar dilain pihak standard tersebut menggambarkan pelaksanaan yang realistis
dapat dicapai.
Adapun untuk menetapkan standard melalui:
1) Penelitian
rekayasa utk menetapkan jenis dan kualitas terbaik dari bahan,
dgnmempertimbangkan persyaratan desain produk dan metode produksi.
2) Analisa
mengenai prestasi pelaksanaan yang lalu, untuk operasi-operasi yangsama atau
yang serupa.
3) Uji-coba
dalam kondisi yang terkendali.
Faktor
mempengaruhi penetapan pengendalian bahan:
1) Metode
Produksi yang dipergunakan
2) Jenis
dan nilai bahan (kerugian/pemborosan)
3) Tingkat
sejauh mana laporan biaya dipergunakan oleh manajemen untuk tujuan pengendalian
biaya.
Untuk proses produksi job order
seperti perakitan pesawat, prosedur lebih sederhana. Dalam hal tersebut akan
dikeluarkan suatu perintah produksi disertai suatu bonpengambilan bahan atau
“permintaan standard” yang menentukan jumlah bahan yang dapat dikeluarkan untuk
menyelesaikan order itu. Jika ada part atau suku cadang yang rusak atau hilang,
maka perlu diperoleh penggantian dengan menggunakan bon permintaan non-standard
atau bon untuk pemakaian yang berlebihan.
Dalam hal ini, pengendalian
bahan/part dapat dilakukan secara langsung sehingga melalui bon tersebut dapat
dilakukan pengendalian atas bahan-bahan atau part atau suku cadang yang dipakai
secara berlebihan untuk dapat diiktisarkan dan dilaporkan kepada eksekutif
manajemen untuk dipertanggung jawabkan kepada pemilik perusahaan.
Untuk proses yang berjalan terus,
maka suatu perbandingan periodik dapat dilakukan mengenai bahan yang dipakai
dalam hubungannya dengan barang jadi.Disini tindakan perbaikan tidak dapat
diambil secara cepat, tetapi dapat diambil langkah-langkah untuk menghindari kerugian
dimasa yang akan datang dalam proses tersebut, untuk menemukan kerugian bahan,
maka perlu ditentukan titik-titik inspeksi dimana proses produksi berlangsung .
Di tiap titik, bahan yang ditolak dapat
dihitung atau ditimbang dan dihitung biayanya bila perlu, sehingga dapat dikalkulasi
semua pemborosan bahan-bahan dalam proses produksi dari awal sampai dengan
akhir.suatu prinsip pokok dalam pengendalian biaya adalah untuk memberikan tekanan
utama pada bahan-bahan yang tinggi nilainya. Untuk bahan-bahan yang nilainya
tinggi maka akan diidentifikasi dengan mencantumkan nomor seri dan diperhitungkan
secara cermat. Begitupun sebaliknya bila bahan-bahan nilai tidak material maka
tidak perlu dibuat nomor serinya, namun perlu diperhitungkan secara cermat.
Maksud daripada pelaporan cotroller
agar manajer persediaan lebih memperhatikan nilai yang hilang dibandingkan
hanya mengetahui kuantitas yang hilang untuk laporan yang dibuat, maka semakin
banyak orang yang berkepentingan dalam laporan tersebut, maka laporan tersebut
akan semakin detail dan rinci, dibandingkan bila pemakai laporan hanya sedikit
dimana hanya menggambarkan nilai kerugian untuk mengambil tindakan yang lebih
lanjut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Produksi adalah
biaya-biaya yang digunakan dalam proses produksi meliputi biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang jumlahnya lebih
besar dibandingkan dengan jenis biaya lain.
Jenis-jenis
biaya produksi terdiri dari tiga yaitu: Biaya bahan baku (direct material
Cost), Biaya tenaga kerja langsung (direct labour cost), Biaya overhead pabrik
(factory overhead cost).
Pengendalian
biaya produksi adalah merupakan suatu tanggung jawab penting untuk dapat
menghasilkan produk bermutu secara ekonomi sesuai dengan yang dijadwalkan, yang
mengakibatkanpemuasan kebutuhan pelanggan dan yang menghasilkan pengambilan
yang sesuai bagi para pemegang saham perusahaan.
B. Saran
Dari
makalah kami yang singkat ini mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua
umumnya kami pribadi. Yang baik datangnya dari Allah, dan yang buruk datangnya
dari kami. Dan kami sedar bahwa makalah kami ini jauh dari kata sempurna, masih
banyak kesalahan dari berbagai sisi, jadi kami harafkan saran dan kritik nya
yang bersifat membangun, untuk perbaikan makalah-makalah selanjutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Halim, Abdul. 1998. Dasar-dasar
Akuntansi Biaya.Yogyakarta: Penerbit BPFE.
Mulyadi. 1998. Akuntansi
Bicnia. Yogyakarta: Penerbit FE UGM.
Jurnal
Administrasi Bisnis, 2014. Rinda Fatmawati, dkk. “perencanaan dan pengendalian biaya produksi sebagai suatu usaha untuk
meningkatkan efisiensi biaya produksi” (Vol. 16 No. 1)
[1] Jurnal
Administrasi Bisnis, 2014. Rinda Fatmawati, dkk. “perencanaan dan pengendalian biaya produksi sebagai suatu usaha untuk
meningkatkan efisiensi biaya produksi” (Vol. 16 No. 1)
[2]
Abdul Halim, Dasar-dasar Akuntansi Biaya,
Edisi 3, Penerbit BPFE, Yogyakarta, 1988.
[3]
Mulyadi, Akuntansi Bicnia, Edisi 5,
Penerbit FE uGM, Yogyakarta, 1998.
[4] www.scribd.com/doc/16618686/Pengendalian-Biaya-Produksi (diakses pada tanggal
11/10/2018 Pukul 11.00)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar