Kamis, 20 Desember 2018

MAKALAH PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI


BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Biaya Produksi merupakan Faktor penting yang harus diperhatikan ketika suatu perusahaan akan menghasilkan suatu produksi. Hal ini dikarenakan setiap perusahaan tentu menginginkan keuntungan yang besar dalam setiap usaha produksinya. Oleh karena itu, diperlukannya suatu pemahaman tentang teori-teori biaya produksi agar suatu perusahaan dapat memperhitungkan biaya-biaya yang akan dikeluarkan untuk menghasilkan suatu output barang.
Ongkos atau biaya sumber daya produksi bagi sebuah perusahaan adalah sama dengan nilai sumber-sumber produksi tersebut di dalam penggunaan alternatifnya yang terbaik.
Pembahasan tentang pengendalian biaya produksi inilah yang kemudian diangkat sebagai tema untuk melihat sejauh mana sebuah perusahaan dalam memproduksi kebutuhan konsumen-konsumennya. Untuk itu, dalam makalah ini akan dibahas tentang pengertian biaya produksi, jenis-jenis biaya produksi dan pengendalian biaya produksi.
B.  Rumusan Masalah
1.      Apa Pengertian Biaya Produksi?
2.      Bagaimana Jenis-jenis Biaya Produksi?
3.      Bagaimana Pengendalian Biaya Produksi?
C.  Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui pengertian biaya produksi.
2.      Untuk mengetahui jenis-jenis biaya produksi.
3.      Untuk mengetahui pengendalian biaya produksi.


BAB II
PEMBAHASAN
A.  Biaya Produksi
Menurut Sutrisno (2001:3) biaya produksi adalah harga yang dibayarkan untuk mengubah bahan mentah jadi barang siap pakai. Biaya ini dibayarkan oleh divisi operasional, yang terdiri dari harga bahan mentah, gaji tenaga kerja langsung dan biaya overhead perusahaan. Menurut Soemarso (2005:234) mengartikan cost sebagai beban yang terjadi karena suatu pengeluaran sudah tidak memberikan manfaat ekonomis untuk kegiatan masa berikutnya.
Berdasarkan pendapat tersebut, pada dasarnya biaya adalah suatu pengorbanan sumber ekonomis untuk mendapatkan barang atau jasa yang dapat diukur dengan satuan uang.[1]
Berikut ini beberapa definisi biaya produksi dari berbagai sumber:[2]
1.      Biaya produksi yakni biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan produksi dari suatu produk dan akan dipertemukan (dimatchkan) dengan penghasilan (revenue) di periode mana produk itu di jual (Abdul Halim, 1988:5).
2.      Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual (Mulyadi, 1995:14).
3.      Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang berhubungan dengan produksi suatu item, yaitu jumlah dari bahan langsung, upah langsung dan biaya overhead pabrik (Amin Widjaya Tunggal, 1993:1)
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa biaya produksi adalah biaya-biaya yang digunakan dalam proses produksi meliputi biaya  bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang jumlahnya lebih besar dibandingkan dengan jenis biaya lain.
B.  Jenis-jenis Biaya Produksi[3]
Biaya produksi membentuk harga pokok produksi yang digunakan untuk menghitung harga pokok produk jadi dan harga pokok produk pada akhir periode akuntansi masih dalam proses. Biaya produksi digolongkan dalam tiga jenis yang juga merupakan elemen-elemen utama dari biaya produksi, meliputi :
1.      Biaya bahan baku (direct material Cost)
Merupakan bahan secara langsung digunakan dalam produksi untuk mewujudkan suatu macam produk jadi yang siap untuk dipasarkan.
2.      Biaya tenaga kerja langsung (direct labour cost)
Merupakan biaya-biaya bagi para tenaga kerja langsung ditempatkan dan didayagunakan dalam menangani kegiatan-kegiatan proses produk jadi secara langsung diterjunkan dalam kegiatan produksi menangani segala peralatan produksi dan usaha itu dapat terwujud.
3.      Biaya overhead pabrik (factory overhead cost)
Umumnya didefinisikan sebagai bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung dan biaya pabrik lainnya yang tidak secara mudah didefinisikan atau dibebankan pada suatu pekerjaan.
Elemen-elemen dari biaya O verhead Pabrik yaitu:
a.       Biaya bahan penolong
b.      Biaya tenaga kerja tidak langsung
c.       Biaya depresiasi dan amortisasi aktiva tetap
d.      Biaya reparasi dan pemeliharaan mesin
e.       Biaya listrik dan air pabrik
f.        Biaya asuransi pabrik.
Pengumpulan harga produksi sangat ditentukan berdasarkan proses produksinya. Proses produksi dibagi menjadi 2 macam:
1.      Produksi atas dasar pesanan
Perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan melaksanakan pengolahan produknya atas dasar pesanan yang diterima dari pihak luar. Perusahaan ini mengumpulkan biaya produksi dengan menggunakan harga pokok pesanan (Job order cost methode)
2.      Produksi masa
Perusahaan yang berproduksi berdasarkan produksi massa melaksanakan pengolahan produknya untuk memenuhi persediaan di gudang yang umumnya produknya berupa standar.
Perusahaan ini mengumpulkan biaya produksinya dengan menggunakan metode harga pokok proses (Process cost methode). Dalam metode, biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk periode tertentu dan harga pokok produk persatuan produk yang dihasilkan dalam periode tersebut, dihitung dengan cara membagi total biaya produksi dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan.
C.  Pengendalian Biaya Produksi: Bahan & Upah langsung[4]
Pengendalian biaya produksi adalah merupakan suatu tanggung jawab penting untuk dapat menghasilkan produk bermutu secara ekonomi sesuai dengan yang dijadwalkan, yang mengakibatkanpemuasan kebutuhan pelanggan dan yang menghasilkan pengambilan yang sesuai bagi para pemegang saham perusahaan. Controller harus mengembangkan suatu sistem penghitungan biaya yang akan mengendalikan sumber daya dan menyediakan informasi akuntansi yang cukup untuk pengambilan keputusan yang berhubungan dengan banyak masalah produksi yang terlibat. Tujuan dasar dari penetapan suatu sistem biaya, yaitu:
1.      Untuk pengendalian biaya.
2.      Untuk perencanaan dan pengukuran prestasi pelaksanaan (performance).
3.      Untuk penetapan harga.
4.      Untuk penilaian persediaan.
Tanggung jawab controller adalah untuk menjamin, bahwa telah ditetapkan sistembiaya produksi untuk melayani keinginan dan kebutuhan para eksekutif produksi.Controller juga merupakan pengumpul fakta biaya, dan adl menjadi tanggungjawabnyautk melihat bahwa kepada manajer produksi telah tersedia informasi biaya yg cukuppada waktu yang tepat utk melaksanakan pengendalian & perencanaan yg wajar.
Tujuan ditetapkannya akuntansi untuk biaya produksi:
1.      Untuk mengendalikan biaya.
2.      Untuk perencanaan dan pengukuran prestasi pelaksanaan (performance).
3.      Untuk penetapan harga.
4.      Untuk penilaian persediaan.
Bahan langsung (direct material) adl: bahan-bahan yang dapat dibebankansecara pasti atau secara spesifik pada suatu produk, proses atau job tertentu,dan yang menjadi suatu bagian komponen dari barang jadi.
Pengendalian Bahan, berarti:Penyediaan bahan dengan kuantitas dan kualitas yang disyaratkan dan pada waktu dan tempat yang diperlukan dalam proses produksi. Hal ini mengandung arti:
1.      Bahan yang diperoleh tidak boleh berlebihan jumlahnya.
2.      Jumlah yang diperoleh harus dapat dipertanggungjawabkan.
3.      Jumlah yang dipergunakan harus sesuai dengan yang dimaksudkan.
Jadi pengendalian meliputi:
1.      Rencana dan spesifikasi
2.      Pembelian, penerimaan, pemeliharaan,
3.      Penggunaan dan bahan sisa serta pemborosan.
Keuntungan atau manfaat dari pengendalian bahan:
1.      Mengurangi penggunaan yg tidak efisien/pemborosan.
2.      Mengurangi/mencegah penundaan produksi karena kekurangan bahan.
3.      Mengurangi resiko kecurian dan kecurangan.
4.      Mengurangi investasi dalam persediaan.
5.      Mengurangi investasi yang diperlukan dalam fasilitas pergudangan.
6.      Menyediakan laporan keuangan intern yang lebih cermat.
7.      Membantu departemen pembelian melalui program dan rencana pembelian yangdikoordinasikan dengan lebih baik.
Controller dalam pengendalian bahan, meliputi:
1.      Pembelian dan Penerimaan:
a.       Penetapan dan pemeliharaan pengecekan intern untuk memastikan bhwbahan yang dibayar telah diterima dan dipakai sesuai dengan tujuan.
b.      Audit prosedur pembelian untuk meyakinkan bhw telah diterimapenawaran, bilamana hal ini dapat diterapkan
c.       Studi perbandingan mengenai harga yang dibayar untuk barang denganharga dalam jenis industri yang bersangkutan atau dengan indeks-indeks.
d.      Pengukuran tendensi harga bahan baku.
e.       Penetapan varians harga atas pembelian sekarang, melalui perbandingan  biaya yang sebenarnya dengan standard.
2.      Pemakaian:
a.       Perbandingan kuantitas yang sebenarnya dipergunakan dalam produksi dengan standard.
b.      Penyiapan formula biaya standard (untuk menekan unsur-unsur biaya utamadan sebagai suatu bagian dari program pengurangan biaya).
c.        Penyiapan laporan tentang bahan sisa, pemborosan, dan sebagainya sebagaimana dibandingkan dengan standard.
d.      Kalkulasi harga pokok untuk membuat sendiri bila dibandingkan denganharga perolehan melalui pembelian.
Penetapan Standard kuantitas bahan:
Controller berkepentingan dalam metode penetapan standard kuantitatif ini, melalui:
1)      Membantu memberikan informasi mengenai pengalaman yang lalu, dan
2)      Bertindak sebagai seorang pengecek dalam melihat, bahwa disatu pihak standard tsb tidak terlalu longgar dilain pihak standard tersebut menggambarkan pelaksanaan yang realistis dapat dicapai.
Adapun untuk menetapkan standard melalui:
1)      Penelitian rekayasa utk menetapkan jenis dan kualitas terbaik dari bahan, dgnmempertimbangkan persyaratan desain produk dan metode produksi.
2)      Analisa mengenai prestasi pelaksanaan yang lalu, untuk operasi-operasi yangsama atau yang serupa.
3)      Uji-coba dalam kondisi yang terkendali.
 Faktor mempengaruhi penetapan pengendalian bahan:
1)      Metode Produksi yang dipergunakan
2)      Jenis dan nilai bahan (kerugian/pemborosan)
3)      Tingkat sejauh mana laporan biaya dipergunakan oleh manajemen untuk tujuan pengendalian biaya.
Untuk proses produksi job order seperti perakitan pesawat, prosedur lebih sederhana. Dalam hal tersebut akan dikeluarkan suatu perintah produksi disertai suatu bonpengambilan bahan atau “permintaan standard” yang menentukan jumlah bahan yang dapat dikeluarkan untuk menyelesaikan order itu. Jika ada part atau suku cadang yang rusak atau hilang, maka perlu diperoleh penggantian dengan menggunakan bon permintaan non-standard atau bon untuk pemakaian yang berlebihan.
Dalam hal ini, pengendalian bahan/part dapat dilakukan secara langsung sehingga melalui bon tersebut dapat dilakukan pengendalian atas bahan-bahan atau part atau suku cadang yang dipakai secara berlebihan untuk dapat diiktisarkan dan dilaporkan kepada eksekutif manajemen untuk dipertanggung jawabkan kepada pemilik perusahaan.
Untuk proses yang berjalan terus, maka suatu perbandingan periodik dapat dilakukan mengenai bahan yang dipakai dalam hubungannya dengan barang jadi.Disini tindakan perbaikan tidak dapat diambil secara cepat, tetapi dapat diambil langkah-langkah untuk menghindari kerugian dimasa yang akan datang dalam proses tersebut, untuk menemukan kerugian bahan, maka perlu ditentukan titik-titik inspeksi dimana proses produksi berlangsung .
Di tiap titik, bahan yang ditolak dapat dihitung atau ditimbang dan dihitung biayanya bila perlu, sehingga dapat dikalkulasi semua pemborosan bahan-bahan dalam proses produksi dari awal sampai dengan akhir.suatu prinsip pokok dalam pengendalian biaya adalah untuk memberikan tekanan utama pada bahan-bahan yang tinggi nilainya. Untuk bahan-bahan yang nilainya tinggi maka akan diidentifikasi dengan mencantumkan nomor seri dan diperhitungkan secara cermat. Begitupun sebaliknya bila bahan-bahan nilai tidak material maka tidak perlu dibuat nomor serinya, namun perlu diperhitungkan secara cermat.
Maksud daripada pelaporan cotroller agar manajer persediaan lebih memperhatikan nilai yang hilang dibandingkan hanya mengetahui kuantitas yang hilang untuk laporan yang dibuat, maka semakin banyak orang yang berkepentingan dalam laporan tersebut, maka laporan tersebut akan semakin detail dan rinci, dibandingkan bila pemakai laporan hanya sedikit dimana hanya menggambarkan nilai kerugian untuk mengambil tindakan yang lebih lanjut.


BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Produksi adalah biaya-biaya yang digunakan dalam proses produksi meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang jumlahnya lebih besar dibandingkan dengan jenis biaya lain.
Jenis-jenis biaya produksi terdiri dari tiga yaitu: Biaya bahan baku (direct material Cost), Biaya tenaga kerja langsung (direct labour cost), Biaya overhead pabrik (factory overhead cost).
Pengendalian biaya produksi adalah merupakan suatu tanggung jawab penting untuk dapat menghasilkan produk bermutu secara ekonomi sesuai dengan yang dijadwalkan, yang mengakibatkanpemuasan kebutuhan pelanggan dan yang menghasilkan pengambilan yang sesuai bagi para pemegang saham perusahaan.
B.  Saran
Dari makalah kami yang singkat ini mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua umumnya kami pribadi. Yang baik datangnya dari Allah, dan yang buruk datangnya dari kami. Dan kami sedar bahwa makalah kami ini jauh dari kata sempurna, masih banyak kesalahan dari berbagai sisi, jadi kami harafkan saran dan kritik nya yang bersifat membangun, untuk perbaikan makalah-makalah selanjutnya.


DAFTAR PUSTAKA
Halim, Abdul. 1998. Dasar-dasar Akuntansi Biaya.Yogyakarta: Penerbit BPFE.
Mulyadi. 1998. Akuntansi Bicnia. Yogyakarta: Penerbit FE UGM.
Jurnal Administrasi Bisnis, 2014. Rinda Fatmawati, dkk. “perencanaan dan pengendalian biaya produksi sebagai suatu usaha untuk meningkatkan efisiensi biaya produksi” (Vol. 16 No. 1)


[1] Jurnal Administrasi Bisnis, 2014. Rinda Fatmawati, dkk. “perencanaan dan pengendalian biaya produksi sebagai suatu usaha untuk meningkatkan efisiensi biaya produksi” (Vol. 16 No. 1)
[2] Abdul Halim, Dasar-dasar Akuntansi Biaya, Edisi 3, Penerbit BPFE, Yogyakarta, 1988.

[3] Mulyadi, Akuntansi Bicnia, Edisi 5, Penerbit FE uGM, Yogyakarta, 1998.

[4] www.scribd.com/doc/16618686/Pengendalian-Biaya-Produksi (diakses pada tanggal 11/10/2018 Pukul 11.00)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar