Rabu, 19 Desember 2018

KEPUASAN KERJA


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Dalam realita yang ada karyawan dan perusahaan adalah dua buah aspek yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena keduanya sangat berkaitan dalam menjalankan suatu proses di mana keduanya ada di dalamnya. Sebagai contoh suatu perusahaan yang mempunyai produktivitas yang tinggi serta motivasi yang tinggi akan menghasilkan kinerja serta pencapaian tujuan yang menguntungkan perusahaan tersebut, dan jika karyawan perusahaan itu tidak mempunyai produktifitasa dan motivasi yang tinggi tentu akan membawa kemunduran bagi perusahaan bahkan bias membawa kebangkrutan. Karyawan atau pegawai yang puas dengan apa yang diperolehnya dari perusahaan akan memberikan sesuatu yang  lebih untuk perusahaan dan kemudian ia akan berusaha memperbaiki kinerjanya sehingga ia pun terus mendapat kepuasan kerja yang kemudian akan menghasilkan hasil kerja yang maksimal. Perusahaan harus mengenali faktor-faktor yang mampu menghasilkan kepuasan kerja bagi karyawan sehingga perusahaan akan terus maju dan berkembang dan kemudian menjalankan apa yang seharusnya perusahaan lakukan untuk  mencapai kepuasan kerja.
B.     Rumusan masalah
1. Pengertia kepuasan kerja
2. Teori-Teori kepuasan kerja
3. Faktor-Faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja
4. Cara meningkatkan kepuasan kerja
5. dimensi kepuasan kerja
 6. Hasil dari kepuasan kerja

C.    Tujuan penulisan
1. Mengetahui definisi kepuasan kerja dalam organisasi
2. Mengetahui teori tentang kepuasan kerja


BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian Kepuasan Kerja
                                                                                                                  
Kepuasaan kerja adalah perasaan menyokon atau tidak menyokon yang dialami pegawai dalam bekerja.perasaan yang berhubungan dengan pekerjaan menyebabkan aspek – aspek seperti upah atau gaji yang di terima,kesempatan pengembangan karir, hubungan dengan pegawai  lainnya, penempatan kerja, jenis pekerjaan, struktur organisasi perusahaan, mutu pengawasan. Sedankan perasaan yang berhubungan degan dirinya, antara lain umur, kondisi kesehatan, kemanpuan , pendidikan.
Kepuasaan kerja merupakan  tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan hasil yang di rasakan atau yang di dapatkannya dengan atau yang menjadi harapannya. kepuasan kerja adalah sebagai serangkaian perasaan senang atau tidak senang dan emosi seseorang karyawan atau pegawai yang berkenan dengan pekerjaannya sehingga merupakan penilaian karyawan terhadap perasaan menyenangkan, positive atau tidak terhadap pekerjaannya[1].
kepuasan kerja di bagi menjadi 3(tiga) dimensi[2]:
1.      Kepuasan kerja adalah suatu emosi yang merupakan respon terhadap situasi kerja. Hal ini tidak dapat dilihat, tetapi hanya dapat di duga dan di rasakan atau halini dapat dinyatakan tetapi akan tercermin dalam situasi pegawai.
2.      Kepuasan kerja dinyatakan dengan perolehan hasil yang sesuai, atau bahkan melebihi dari yang di harapkan, misalnya seseorang bekerja sebaik yang mampu dilakukannya dan berharap imbalan yang sesuai dengan yang diharapkan dan mendapat pujian dari atasan karena prestasi yang mampu.
3.      Kepuasan kerja biasanya dinyatakan dalam sikap seseorang yang merasa puas dengan pekerjaannya akan tercermin melalui sikap perilakunya, misalnya dia aka semakin royal pada instansi, bekerja dengan baik, berdedikasi tinggi, tertib, disiplin dan mematuhi aturan-aturan yang di tetapkan instansi, serta sikap-sikap lain yang bersikap positife.
Kepuasan kerja adalah tingkat rasa puas individu bahwa mereka mendapat imbalan yang setimpal dari bermacammacam aspek situasi pekerjaan dari organisasi tempat mereka bekerja [3]. kepuasan kerja adalah suatu sikap umum terhadap pekerjaan seseorang, selisih antara banyaknya ganjaran yang diterima seorang pekerja dan banyaknya yang mereka yakini seharusnya mereka terima, Kepuasan terjadi apabila kebutuhan-kebutuhan individu sudah terpenuhi dan terkait dengan derajat kesukaan dan ketidaksukaan dikaitkan dengan karyawan; merupakan sikap umum yang dimiliki oleh karyawan yang erat kaitannya dengan imbalan-imbalan yang mereka yakini akan mereka terima setelah melakukan sebuah pengorbanan[4].
kepuasan kerja adalah hasil dari persepsi karyawan mengenai seberapa  baik pekerjaan mereka memberikan hal yang dinilai penting[5]. “job satisfaction is related to a number of major employee variables, such as turnover, absences, age, occupation, and size of the organization in which an employee works”[6]. Berdasar pendapat tersebut  bahwa kepuasan kerja berhubungan dengan variabel-variabel seperti  turnover, tingkat absensi, umur, tingkat pekerjaan, dan ukuran organisasi perusahaan[7]. Senada dengan pengertian kepuasan kerja yaitu keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana seseorang memandang pekerjaan mereka[8]. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini nampak dalam sikap positif terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya.  Dimensi.
B.        Teori-Teori kepuasan kerja
            Teori kepuasan kerja mencoba mengungkapkan apa yang membuat sebagai orang yang lebih puas terhadap suatu pekerjaan dari pada beberapa lainnya. Teori ini juga mencari landasan tentang proses perasaan orang terhadap kepuasan kerja. Ada beberapa teori tentang kepuasan kerja yaitu :

1.      Two Factor Theory
Prinsip dari teori ini adalah kepuasan dan ketidak puasan kerja merupakan dua hal yang berbeda, artinya kepuasan dan ketidak puasan kerja terhadap pekerjaan itu tidak merupakan suatu variable yang kontinyu. Teori ini pertama kali dikemukaan oleh Herzberg melalui hasil penelitian beliau dengan membagi situasi yang mempengaruhi sikap seseorang terhadap pekerjaannya membagi dua kelompok yaitu:
a)      Kelompok satisfiers, yaitu situasi yang dibuktikannya sebagai sumber kepuasan kerja yang terdiri dari tanggung jawab, prestasi, penghargaan, promosi, dan pekerjaan itu sendiri. Kehadiran factor ini akan menimbulkan kekuasaan, tetapi tdk hadirnya ini tidaklah selalu mengakibatkan kekuasaan.
b)      Kelompok dissatisfiers ialah factor-faktor yang terbukti menjadi sumber ketikpuasaan, yang terdiri dari kondisi kerja, gaji, penyelia,teman kerja, kebijakan administrasi, dan keamanan.perbaikan terhadap kondisi ini akan merugikan atau menghilangkan ketidak kuasaan, tetapi tidak akan menimbulkan karena ia bukan sumber kepuasan kerja.
Yang menarik dari teori ini justru terletak pada konsep dasar tentang pemisahan kepuasaan dan ketidak puasan kerja[9].



2.      Value theory
Menurut teori ini kepuasan kerja terjadi pada tingkatan di mana hasil pekerjaan diterima individu seperti yang diharapkan. Semakin banyak orang menerima hasil, akan semakin puas dan sebaliknya. Kunci menurut kepuasan pada teori ini adalah perbedaan antara aspek pekejaan yang dimiliki dengan dan dinginkan seseoran.semakin besar perbedaan, semakin rendh kepuasan orang[10].
C.        Faktor Faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja
Kepuasan kerja merupkan variable kompleks yang tergantung pada ketarikan factor factor yang memberikan kepuasan kerja menurut Adalah sebagai berikut[11]:
.1. Faktor  hubungan antar karyawan,antara lain:
-          Hubungan langsung antara manajer dengan karyawan
-          Faktor psikis dan kondisi kerja
-          Hubungan social di antara karyawan
-          Sugesti dari teman sebaya
-          Emosi dari situasi kerja
2.      Faktor-Faktor individual, yaitu yang berhubungan dengan:
-          Sikap
-          Umur
-          Jenis kelamin
3.      Faktor-Faktor luar,yaitu hal-hal yang berhubungan dengan:
-          Keadaan keluarga karyawan
-          Rekreasi
-          Pendidikan
Chiselli dan Brown mengemukakan bahwa faktor-faktor di bawah ini merupakan faktor yang dapat menimbulkan kepuasan kerja:
1.      Kedudukan
2.      Pangkat jabatan
3.      Masalah umur
4.      Jaminan finansial dan jaminan social
5.      Mutu pengawasan
           Sedangkan faktor-faktor internal yang mempengaruhi kepuasan kerja,yaitu[12]:
a)      Pekerja harus menyukai pekerjaannya. Faktor ini adalah suatu “condition sine qua non” bagi terciptanya job satisfaction. Bila seseorang menyukai pekerjaannya maka dalam mengerjakannya akan dilakukan dengan hati riang,tekun,dan bersemangat.
b)      Harus memiliki orientasi untuk mencapai prestasi setinggi mungkin seseorang akan senang dalam bekerja dan mencapai kepuasan kerja jika merasa puas dengan hasil pekerjaannya. Hasil kerja yang bermutu hanya bias dicapai jika ada tekad untuk mencapai prestasi setinggi mungkin, bukan hanya pada tercapainya target.
c)      Harus memiliki sikap positif dalam menghadapi kesulitan hendaknya tidak dihadapi dengan sikap permis. Apapun  kesulitan , seyogyanya dipandang sebagai tantngan yang harus diatasi dan dicari pemecahan masalahnya.
Apa yang menentukan kepuasan kerja antara lain[13]:
a)      Pertama, kerja yang secara menentang pegawai yang cenderung menyukai pekerjaan yang memberikan kesempatan menggunakan keterampilan dan kemampuan dalam bekerja
b)      Kedua, gagasan yang pantas pegawai mengingankan sistem upah atau gaji dan kebijakaan promosi yang adil, tidak meragukan dan sesuai dengan pengharapan mereka.
c)      Ketiga, kondisi kerja yang mendukung pegawai peduli lingkungan kerja baik untuk kenyamanan pribadi maupun untuk memudahkan mengerjakan tugas yang baik.
d)      Keempat, rekan sekerja yang mendukung adanya interaksi social antara sesame pegawai yang saling mendukung menghantar meningkatkan kepuasan kerja.
e)      Kelima, jangan lupakan kesesuaian antara pribadi pekerjaan. Holand dalam robbins (2001) mengemukakan bahwa kecocokan yang tinggi antara kepribadian seorang pegawai dan pengharapan akan menghasilkan individual yang lebih terpuaskan[14].
f)       Keenam, ada dalam gen bahwa 30% dari kepuasan individual dapat dijelaskan oleh keturunan. Hasil riset lainnya mengemukakan bahwa sebagian besar kepuasan beberapa orang diketemukan secara genetis.
D.        Cara meningkatkan kepuasan kerja
peningkatan kepuasan kerja dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut[15]:
a)      Melakukan perubahan struktur kerja, misalnya dengan melakukan perputaran pekerjaan (job rotation), yaitu sebuah sistem perubahan dan pekerjaan dari salah satu tipe tugas ke tugas yang lainnya (yang di sesuaikan dengan job descripton). Cara kedua yang harus dilakukan disesuaikan dengan job description). Cara yang harus di lakukan adalah dengan pemekaran (job enlargement, atau perluasan satu pekerjaan sebagai tambahan dan bermacam-macam tugas pekerjaan. Sebagai tambahan dan bermacam-macam tugas pekerjaan. Praktik untuk para pekerja yang menerima tugas-tugas tambahan dan bervariasi dalam usaha untuk membuat mereka merasakan bahwa mereka adlah lebih dari sekedar anggota dari organisasi.
b)      Melakukan perubahan struktur pembayaran,perubahan siatem pembayaran ini dilakukan dengan berdasarkan pada keahliannya (skillbased pay),yaitu pembayaran dimana pekerja digaji berdasarkan pengetahuan dan keterampilannya dari pada posisinya di perusahaan.pembayaran kedua dilakukan berdasarkan jasanya (merit pay),sistem pembayaran dimana pekerja digaji berdasarkan performanccnya,pencapaian finansial pekerja berdasarkan pada hasil yang dicapai oleh individu itu sendiri. Pembayaran yang ketiga adalah Gainsharing atau pembayaran berdasarkan pada keberhasilan kelompok (keuntungan dibagi kepada seluruh anggota kelompok).
c)   Pemberian jadwal kerja yang fleksibel, dengan memberikan kontrol pada para pekerja sehari-hari mereka, yang sangat penting untuk mereka yang bekerja di daerah padat, dimana pekerja tidak bisa bekerja tepat waktu atau untuk mereka yang mempunyai tanggung jawab pada anak-anak. Compressed work week (pekerjaan mingguan yang dipadatkan),dimana jumlah pekerjaan perharinya dikurangi sedang jumlah jam pekerjaan perhari ditingkatkan. Para pekerja dapat memadatkan pekerjaannya yang hanya dilakukan dari hari senin hingga jum’at, sehingga mereka dapat memiliki waktu longgar untuk liburan. Cara yang kedua adalah dengan sistem penjadwalan dimana seorang pekerja menjalankan sejumlah jam khusus perminggu (Flextime),tetapi tetap mempunyai fleksibilitas kapan mulai dan mengakhiri pekerjaannya.
d)      Mengadakan program yang mendukung,perusahaan mengadakan program-program yang dirasakan dapat meningkatkan kepuasan kerja para karyawan,seperti;health center,profit shering,dan employee sponsored child care.
E.        Dimensi kepuasan kerja
         Ada beberapa dimensi kepuasan kerja yang dapat digunakan untuk mengungkapkan karakteristik penting mengenai pekerjaan, dimana orang dapat meresponnya. Dimensi itu adalah[16]:
 a. Pekerjaan itu sendiri (Work It self), Setiap pekerjaan memerlukan suatu keterampilan tertentu sesuai dengan bidang nya masing-masing. Sukar tidaknya suatu pekerjaan serta perasaan seseorang bahwa keahliannya dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan tersebut, akan meningkatkan atau mengurangi kepuasan kerja.
 b. Atasan (Supervision), atasan yang baik berarti mau menghargai pekerjaan bawahannya. Bagi bawahan, atasan bisa dianggap sebagai figur ayah/ibu/teman dan sekaligus atasannya.
c. Teman sekerja (Workers), Merupakan faktor yang berhubungan dengan hubungan antara pegawai dengan atasannya dan dengan pegawai lain, baik yang sama maupun yang berbeda jenis pekerjaannya.
d. Promosi (Promotion), Merupakan faktor yang berhubungan dengan ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh peningkatan karir selama bekerja.
e. Gaji/Upah (Pay), Merupakan faktor pemenuhan kebutuhan hidup pegawai yang dianggap layak atau tidak.
F.    Hasil dari kepuasan kerja
                        Beberapa hasil yang bernilai bagi organisasi dan individu yang ada di dalam organisasi yaitu[17]:
a)      Hasil objektif
Kuantitas dari kualitas keluaran, kebiasaan mangkir, kelambanang, dan pergantiang pegawai merupakan hasil objektif yang dapat di ukur dalam segi kualitas. Pada masing-masing tugas, standar eksplisit dan implisit terdapat di masing masing hasil objektif ini.
b)      Hasil prilaku pribadi
Pemegang pekerjaan bereaksi terhadap pekerjaan itu sendiri dengan hadir secara teratur, bekerja dengan sungguh-sungguh atau dengan berhenti dari pekerjaannya. Lebih lanjut, masalah fisiologi dan yang berhubungan dengan kesehatan dapat menjadi konsekuensi prestasi kerja. Keclakaan dan penyakit yang diakibatkan oleh pekerjaan juga dapat mempengaruhi prestasi kerja.
c)      Hasil intrinsik dan ekstrinsik
Secara umum, hasil intrinsik ialah objek atau kejadian yang timbul dari usaha karyawan sendiri, dan tidak menuntut keterlibatan orang lain. Secera lebih sederhana, hasil ini dengan jelas berhubungan dengan tindakan yang dilakukan karyawan. Hal ini strinsik melibatkan perasaan tanggung jawab, tantangan, dan pengakuan. Sedangkan hasilekstrinsik adalah objek atau kejadian yang mengikuti usaha karyawan sendiri sehubungan dengan faktor-faktor lain yang tidak terlibat secara langsung dalam pekerjaan itu sendiri.
d)      Hasil kepuasan kerja
Kepuasan kerja tergantung pada tingkatan hasil intrinsic dan hasil ekstrinsik serrta bagaimana pemegaan pekerjaan terhadapnya. Semua hasil ini mempunyai nilai yang berlainan bagi setiap orang, bisa bernilai positive, netral, maupun negative.perbedaan hal tersebut akan menghasilkan tingkat kepuasan kerja yang berbeda pula antar individunya. Hasil kepuasan kerja tersebut sangat menentukan produktifitas dan keluaran yang di hasilkan organisasi.

keluaran organisasi pada dasarnya dapat di bagi menjadi dua kategori, yaitu[18]:
1)      Keluaran finansial
Keluaran finansial merupakan fokus perhatian infestor/pemegang saham yang berkaitan dengan peningkatan nilai uang yang ditanamkan.
2)      Keluaran non-finansial
Keluaran non-finansial biasanya menjadi perhatian pelanggang, masyarakat, dan pemerintah dan tidak berbentuk secara nilai materil (uang)








BAB III
PENUTUP

·         Kesimpulan
        Kepuasan kerja adalah sikap yang positif dari tenaga kerja meliputi perasaan dan tingkah laku terhadap pekerjaannya melalui penilaian perasaan senang atau tidaknya tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya serta sebagai rasa menghargai dalam mencapai nilai-nilai penting pekerjaan yang di lakukannya.














DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, Pandji, 1992. Psikologi kerja. Jakarta: Rineka Cipta
Gibson, james L.1993. Organisasi. Perilaku, Struktur, dan proses jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga
Tika, Moh. Pabundu .2010. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan. Jakarta: Bumi Aksara.
            Moh.As’ad.1998.Psikologi industri. Yogyakarta:LIBERTI.
            Muhyadi.2012.Dinamika organisasi: konsep dan aplikasinya dalam interaksi
                        Sosial.Yokyakarta:penerbit ombat.
            Wibisono, Dermawan. 2006. Manajemen kinerja. Jakarta: penerbit Erlangga.
            Alfian G. 2012. Diunduh dari http/eprints.uny.ac.id/7818/3/BAB%202-
                        09409131010. Pdf  pada tanggal 30 oktober 2015.
            Inayatullah, H. 2010. Kepuasan kerja memacu prestasi kerja (Excelent
   Productivity Driven By Job Santifaction). Diunduh dari http://inayputrabangsa.files.wordpress.com /2010/03/makalah-kepuasan kerja3.doc pada 30 Oktober 2015.
Setiawan, dony.2005. tesis Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi
kepuasan kerja dan relevansinya Terhadap Komitmen Organisasi.
Semarang: Universitas Diponegoro. Diunduh dari http://core.ac.uk
/download/pdf/1175502.pdf pada tanggal 30 oktober 2015.
            https://core.ac.uk/pdf/download/pdf/18316337.pdf


[1] Luthans:1987 (melalui dony setiawan, 2005:26)
[2] Luthans:1998 (melalui doni setiawan, 2005:29)
[3] Tangkilisan, 2005, p.164
[4] Robbins 2003,p30.
[5] Luthans(2006,p243)
[6] Davis (1985) dalam mangkunegara (2005:117)
[7] Mangkunegara (2005:117)
[8] Handoko(2001:193)
[9] As’ad,1995:108-109
[10]Alfian,2012:24
[11] Harold E.Burth (melalui Anoraga,1992:82-84)
[12] Anthony,1997
[13] Robbin (2001)
[14] Holland dalam robbins(2001)
[15] Ringgio;2005 (melalui Alfian,2012:11)
[16] Smith kendall & hulin (dalam luthans, 2006:243)
[17] Gipson,1998:47-49
[18] Wibisono,2006:85

Tidak ada komentar:

Posting Komentar